#dibaliksecangkirkopi, cerita yang berulang tidak pernah menjadi sebuah kebosanan.
Belajarlah dari pahit, karena dengan begitu kita akan tau bahwa manis
tak selalu menyenangkan. Pahit bisa saja menjadi penawar, disaat manis
mulai menghilang. Seperti kopi, walau selalu meninggalkan aftertaste
pahit, tapi candunya membuat aku ingin mengulang. Memori, kenangan, dan
ribuan cerita ada #dibaliksecangkirkopi.
Dimulai dari pagi, saat kopi pertama di seduh, selalu ada semangat
yang ditawarkan setelah kafein mulai merambati sel tubuh. Mengalir di
aliran darah, menciptakan sebuah peta kegiatan seharian. Karena
#dibaliksecangkirkopipagi selalu ada perencanaan, kreatifitas tanpa
batas dan gairah hidup.
Beranjak siang, seduhan kopi selanjutnya membuat pikiran menjadi
lebih rileks. Sama halnya menyeduh kopi tubruk yang ada resting time
sebelum diminum, maka begitulah pola hidup manusia. Perlu sedikit waktu
istirahat di sela bekerja. Kopilah pemijat saraf yang sedikit lelah.
Kopilah yang membuat keteraturan ritme emosional karena beban pekerjaan.
Karena #dibaliksecangkirkopisiang ada langkah yang perlu berhenti
sejenak, menyimpan tenaga untuk langkah besar selanjutnya.
Dan saat kuning mentari lumer menjadi orange, kemudian tandas dilibas
gulita, datanglah rona sendu dalam sapaan bulan. Sadarkah engkau kawan,
bahwa alam memanggilmu pulang. Meneriaki agar engkau tak hidup dalam
belenggu pekerjaan. Pulanglah, atau, pergilah ke suatu tempat dimana ada
kebahagiaan lain untukmu. Sekedar ngobrol di café sambil menikmati
latte, atau santai di depan tv dengan segelas cappuccino. Sungguh,
penawaran bagus untuk menjaga kestabilan jiwa dan raga. Apabila tak ada
pilihan mengambil tawaran tersebut, segelas espresso atau kopi tubruk
seduhan tetap menjadikan teman LEMBURMANIA. Karena
#dibaliksecangkirkopimalam selalu ada pilihan.
Begitulah, cerita boleh saja berulang, tapi kopi tak pernah membuatku
bosan. Baik Arabica atau robusta, di roasting light, medium atau dark,
dalam bentuk instan maupun bubuk, di buat tubruk atau espresso, latte,
cappucinno dan lainnya. Kopi lebih dari sekedar teman. Bila pintar
mengolah, maka surga ada di seruputan pertama kopimu.
@hendrosutris
No comments:
Post a Comment