Friday 27 February 2015

Dibalik Secangkir Kopi

#dibaliksecangkirkopi, cerita yang berulang tidak pernah menjadi sebuah kebosanan.

Belajarlah dari pahit, karena dengan begitu kita akan tau bahwa manis tak selalu menyenangkan. Pahit bisa saja menjadi penawar, disaat manis mulai menghilang. Seperti kopi, walau selalu meninggalkan aftertaste pahit, tapi candunya membuat aku ingin mengulang. Memori, kenangan, dan ribuan cerita ada #dibaliksecangkirkopi.

Dimulai dari pagi, saat kopi pertama di seduh, selalu ada semangat yang ditawarkan setelah kafein mulai merambati sel tubuh. Mengalir di aliran darah, menciptakan sebuah peta kegiatan seharian. Karena #dibaliksecangkirkopipagi selalu ada perencanaan, kreatifitas tanpa batas dan gairah hidup.
Beranjak siang, seduhan kopi selanjutnya membuat pikiran menjadi lebih rileks. Sama halnya menyeduh kopi tubruk yang ada resting time sebelum diminum, maka begitulah pola hidup manusia. Perlu sedikit waktu istirahat di sela bekerja. Kopilah pemijat saraf yang sedikit lelah. Kopilah yang membuat keteraturan ritme emosional karena beban pekerjaan. Karena #dibaliksecangkirkopisiang ada langkah yang perlu berhenti sejenak, menyimpan tenaga untuk langkah besar selanjutnya.

Dan saat kuning mentari lumer menjadi orange, kemudian tandas dilibas gulita, datanglah rona sendu dalam sapaan bulan. Sadarkah engkau kawan, bahwa alam memanggilmu pulang. Meneriaki agar engkau tak hidup dalam belenggu pekerjaan. Pulanglah, atau, pergilah ke suatu tempat dimana ada kebahagiaan lain untukmu. Sekedar ngobrol di café sambil menikmati latte, atau santai di depan tv dengan segelas cappuccino. Sungguh, penawaran bagus untuk menjaga kestabilan jiwa dan raga. Apabila tak ada pilihan mengambil tawaran tersebut, segelas espresso atau kopi tubruk seduhan tetap menjadikan teman LEMBURMANIA. Karena #dibaliksecangkirkopimalam selalu ada pilihan.
Begitulah, cerita boleh saja berulang, tapi kopi tak pernah membuatku bosan. Baik Arabica atau robusta, di roasting light, medium atau dark, dalam bentuk instan maupun bubuk, di buat tubruk atau espresso, latte, cappucinno dan lainnya. Kopi lebih dari sekedar teman. Bila pintar mengolah, maka surga ada di seruputan pertama kopimu.



@hendrosutris

No comments:

Post a Comment