Saturday 28 February 2015

Smartphone Tercepat Di Dunia

Jika anda mencari sebuah smartphone dengan kinerja maksimal dan kecepatan luar biasa, maka Asus Zenfone 2 adalah jawabannya saat ini. Hasil pengukuran berdasarkan AnTuTu mencapai 50.041 mengalahkan beberapa smartphone kelas atas besutan Samsung dan beberapa pabrikan China seperti Meizu,Huawei, HTC, Xiaomi.

skor AnTuTu, sumber: phonearena


     Sebagai smartphone tercepat, Asus Zenfone 2 mempunyai senjata yang mumpuni. Diantaranya ram sebesar 4 GB, processor Intel Atom 64-bit quad core 2,3 GHZ, 3D grafis PowerVR Rogue G6430 GPU. Tidak diragukan lagi, pecinta game akan senang dengan Asus Zenfone 2. Layar IPS seluas 5,5 inci 1080 x 1920 dilapisi Gorila Glass 3. Kamera belakang 13 MP dengan flash dan 5 MP bagian depan berfitur Selfie Panoramas. Kapasitas baterai 3000mAh dengan teknologi fast charging 60% sekitar 40 menit saja. Asus Zenfone 2 menjalankan android Lollipop dan tersedia dengan beberapa pilihan warna.
                
   Selain menggunakan Intel Atom, kabarnya Asus Zenfone 2 akan menggunakan GPU dari Qualcomm dan MediaTek. Dari segi varian, tersedia juga ram 2GB yang dibandrol harga lebih murah dibanding ram 4GB.
               
   Spek yang ditawarkan menempatkan Asus Zenfone 2 sebagai smartphone kelas premium dengan kisaran harga 299 – 439 dolar AS. Well, kita tunggu saja ketersediaannya di pasar Indonesia.

Friday 27 February 2015

Nescafe Classic First Harvest Limited Edition (review)

Beberapa waktu lalu saya sempat mencoba varian baru dari nescafe, Nescafe Classic First Harvest Limited Edition. Sesuai dengan namanya, biji kopi yang dipakai adalah biji kopi robusta hasil panen pertama tahun ini. Saya sendiri belum begitu tahu perbedaan rasa maupun aroma antara biji kopi saat panen pertama maupun panen setelahnya. Mudah-mudahan Nescafe Classic First Harvest Limited Edition bisa memberikan sesuatu yang baru untuk pecinta kopi. Karena merasa penasaran, maka saya mencoba bandingkan perbedaan rasa maupun aroma dengan Nescafe Classic biasa.

Secara penampakan, beginilah wujud Nescafe Classic  First Harvest Limited Edition



Saya coba bandingkan dengan Nescafe Classic biasa

                                                      Keterangan gambar:
         1a. gambar Nescafe Classic biasa
         1b. gambar Nescafe Classic First Harvest Limited Edition

Saya menggunakan 1 sendok teh (kurang lebih 2 gram) kopi instan, 3 sendok teh gula pasir dan seduhan air panas sebanyak 150 ml pada masing-masing cangkir tersebut.

1. Aroma
Baik sebelum diseduh dengan air panas maupun setelah diseduh, ternyata fragrance dan aroma dari Nescafe First Harvest Limited Edition(1b)  lebih kuat dan lebih harum dibandingkan Nescafe Classic biasa (1a). Aroma khas robusta saat kepulan asap menyentuh hidung sungguh luar biasa. Memang kedua varian tersebut punya ke-khasan masing-masing, tetapi menurut hidung saya, First Harvest lebih unggul.

2. Rasa
Kopi memang identik dengan pahit, tetapi seberapa pahit kopi juga ada kadarnya. Dalam takaran yang sama, Nescafe First Harvest Limited Edition rasa pahitnya pas, ada nuansa asamnya juga. Sedangkan Nescafe Classic biasa lebih nonjol pahitnya. Keduanya saya suka, tetapi bila anda tidak begitu suka kopi pahit, maka First Harvest tentu pilihan yang tepat.


Kurang lebih seperti itu yang saya rasakan dalam mencoba perbandingan rasa dan aroma antara Nescafe Classic First Harvest Limited Edition dengan Nescafe Classic biasa. Lebih lanjut, penambahan krimer sebanyak 3 sendok pada masing-masing cangkir akan memberi nuansa yang berbeda. Gurih krimer akan lebih kawin dengan Nescafe Classic First Harvest Limited Edition, walaupun Nescafe Classic biasa juga enak saat ditambahi krimer.
Penasaran dengan rasa dan aroma Nescafe Classic First Harvest Limited Edition? Segera bisa anda dapatkan di toko online blibli.com (hingga tulisan ini dibuat stock masih ada di toko online tersebut dengan harga Rp. 35.000) atau di department store dan mini market terdekat.
Kalau anda pecinta kopi, Nescafe Classic First Harvest Limited Edition perlu anda coba. Terbuat dari biji kopi robusta hasil panen pertama, mampu memberikan nuansa baru yang berbeda saat anda meminum segelas kopi.

Cupping Test Kopi

Pada dasarnya, cupping test bertujuan untuk mengetahui rasa clean pada biji kopi setelah diroasting dengan suhu tertentu. Acuannya adalah tidak adanya rasa asing seperti rasa bahan kimia dan lain lain. Aroma juga jadi penilaian dalam cupping test. 

Proses Cupping Test 

a.   Persiapan biji kopi(green bean)


b.   Roasting biji kopi


Biji kopi di roasting selama kurang lebih 4 menit dengan suhu sekitar 200°C. Proses raosting skala laboratorium tentu saja akan berbeda dengan skala produksi, baik suhu maupun waktu.

c.   Grinding (penghalusan biji kopi)

Ada 2 jenis grinder yang digunakan, yaitu grinder untuk cupping test dan grinder untuk menentukan/membaca warna bubuk kopi pada CTN (Color Test Number)
Bubuk kopi yang sudah  digrinder akan dibaca warnanya oleh CTN, semakin gelap memasak biji kopi, makan bubuk kopi yang dihasilkan juga semakin gelap sehingga nilai pada CTN akan semakin rendah.

 d.   Mencicipi



Bubuk kopi setelah digrinding akan diambil sebanyak 6 gram, masukkan dalam gelas cup. Hasil grinding bubuk kopi untuk cupping test ini tidak perlu terlalu halus. Tuangkan 150ml air panas (suhu 96°C) kedalam gelas cup yang sudah diisi bubuk kopi tersebut. Tunggu 3 menit, aduk bagian atas (jangan sampai menyentuh dasar). Setelah agak dingin, cicipi dengan sendok berpenampang lebar. Srupuuttt, maka karakteristik kopi bisa anda rasakan dalam mulut. Ingat!! Disruput!! Tujuannya agar indra perasa dalam mulut bisa bekerja maksimal dalam mendeteksi rasa.

      “Untuk menjadi panelis dalam cupping test ternyata tidak sesulit yang dibayangkan. Intinya bisa membedakan rasa dasar asam, asin, manis dan pahit.”

Dibalik Secangkir Kopi

#dibaliksecangkirkopi, cerita yang berulang tidak pernah menjadi sebuah kebosanan.

Belajarlah dari pahit, karena dengan begitu kita akan tau bahwa manis tak selalu menyenangkan. Pahit bisa saja menjadi penawar, disaat manis mulai menghilang. Seperti kopi, walau selalu meninggalkan aftertaste pahit, tapi candunya membuat aku ingin mengulang. Memori, kenangan, dan ribuan cerita ada #dibaliksecangkirkopi.

Dimulai dari pagi, saat kopi pertama di seduh, selalu ada semangat yang ditawarkan setelah kafein mulai merambati sel tubuh. Mengalir di aliran darah, menciptakan sebuah peta kegiatan seharian. Karena #dibaliksecangkirkopipagi selalu ada perencanaan, kreatifitas tanpa batas dan gairah hidup.
Beranjak siang, seduhan kopi selanjutnya membuat pikiran menjadi lebih rileks. Sama halnya menyeduh kopi tubruk yang ada resting time sebelum diminum, maka begitulah pola hidup manusia. Perlu sedikit waktu istirahat di sela bekerja. Kopilah pemijat saraf yang sedikit lelah. Kopilah yang membuat keteraturan ritme emosional karena beban pekerjaan. Karena #dibaliksecangkirkopisiang ada langkah yang perlu berhenti sejenak, menyimpan tenaga untuk langkah besar selanjutnya.

Dan saat kuning mentari lumer menjadi orange, kemudian tandas dilibas gulita, datanglah rona sendu dalam sapaan bulan. Sadarkah engkau kawan, bahwa alam memanggilmu pulang. Meneriaki agar engkau tak hidup dalam belenggu pekerjaan. Pulanglah, atau, pergilah ke suatu tempat dimana ada kebahagiaan lain untukmu. Sekedar ngobrol di café sambil menikmati latte, atau santai di depan tv dengan segelas cappuccino. Sungguh, penawaran bagus untuk menjaga kestabilan jiwa dan raga. Apabila tak ada pilihan mengambil tawaran tersebut, segelas espresso atau kopi tubruk seduhan tetap menjadikan teman LEMBURMANIA. Karena #dibaliksecangkirkopimalam selalu ada pilihan.
Begitulah, cerita boleh saja berulang, tapi kopi tak pernah membuatku bosan. Baik Arabica atau robusta, di roasting light, medium atau dark, dalam bentuk instan maupun bubuk, di buat tubruk atau espresso, latte, cappucinno dan lainnya. Kopi lebih dari sekedar teman. Bila pintar mengolah, maka surga ada di seruputan pertama kopimu.



@hendrosutris