Friday 13 November 2015

Mellower Coffee, cara lain penyajian kopi sachet

Beberapa minggu yang lalu saya mendapat sampel kopi sachet unik dari negeri Tirai Bambu. Bungkusnya saja sudah terkesan mewah, ekspektasi lebih langsung tertuju pada rasa dan aroma di dalamnya. Ya, si pait yang menjadi primadona. Kopi.


Dalam satu pack terdiri dari 10 kopi bubuk berbentuk sachet. Ada dua rasa, yaitu original dan Italian Flavor. Jenis kopi yang dipakai adalah Arabica. Ketika saya buka plastik sachet ternyata di dalamnya ada semacam kertas untuk membungkus bubuk kopi. Saya pikir Mellower Coffee ini semacam kopi celup. Tetapi saya tidak menemukan benang yang biasanya di gunakan untuk mencelupkan, menarik ke atas lalu menceburkan kembali ke air seduhan. Untungnya dikemasan packnya ada gambar cara menyeduh, meski menggunakan bahasa mandarin yang saya tidak tahu artinya, tetapi dengan melihat gambarnya saja sudah paham.

Pada prinsipnya cara menyeduh Mellower Coffee seperti menyeduh kopi bubuk biasa dengan pourover. Well, pourover sendiri adalah teknik menyeduh kopi menggunakan kertas saring. Letakkan bubuk kopi di atas kertas saring yang sudah dibasahi air panas, lalu tuangkan air panas sedikit demi sedikit hingga kopi terekstrak dan menetes lewat kertas saring. Biar lebih jelas, nih bisa lihat gambar.

info77.wordpress.com

Kembali lagi ke Mellower Coffee, setelah sachet saya buka dan menemukan bubuk kopi terbungkus kertas saring, maka tidak langsung saya taruh di dalam gelas lalu tuang air panas. Di kertas saring tersebut terdapat kait yang terbuat dari kertas solid. Kait ini dimaksudkan untuk menahan kertas saring di atas bibir gelas. Saya bingung harus menulis “lepaskan” atau “copot” kertas karton tersebut tapi jangan sampai lepas semua.


Pada bagian kertas saring tersebut terdapat tulisan “open” yang artinya tentu sudah pada paham. Sobek bagian atas kertas saring tersebut, lalu kaitkan dengan bibir gelas. Dan hasilnya seperti gambar berikut:




Setelah itu baru disiram dengan air panas sedikit demi sedikit. Sehingga ekstrak kopi ngocor dari atas ke bawah. FYI, satu sachet Mellower Coffee beratnya 10 gram bubuk kopi arabika. Bisa di seduh sampai 10 kali, artinya satu sachet untuk 10 gelas, satu gelasnya kurang lebih 150 ml air. Hemat bukan???haha

Kalau dari nama, mungkin anda akan berpikir bahwa kopi ini untuk orang berhati lembut (mellow), karena namanya Mellower Coffee. Tetapi bukan itu, saya juga tidak tahu kenapa namanya Mellower Coffee, sudah dari sono nya. Apalah arti sebuah nama, bila memang betul kopi ini dibuat agar siapa pun yang meminum hatinya akan menjadi lembut, atau merilekskan yang tegang, maka mungkin hanya kebetulan saja. Karena setelah mencoba kopi ini, saya merasa biasa saja.hehe. Meskipun di sachet tertulis 100persen kopi Arabica, menurut saya aroma dan rasanya kurang mencerminkan ciri khas arabika. Baik rasa original maupun Italian Flavor, saya hampir tidak bisa membedakan keduanya. Aroma kurang kuat, sementara rasa asam khas Arabica juga tidak terlalu terasa. Justru paitnya yang menonjol. Kemungkinan besarnya adalah arabika yang digunakan grade nya kurang begitu bagus dan diroasting antara medium-dark. Saya sendiri tidak tahu berapa harga satu sachet Mellower Coffee karena ini dikasih alias cuma cuma alias free. Mellower Coffee ini baru tersedia di beberapa negara, sementara ketersediaannya di Indonesia sepertinya masih belum ada.




Friday 6 November 2015

Jatuh Cinta Diam Diam

Pernah merasa jatuh cinta tapi malu, lalu sulit buat menyatakannya?
Kejadian seperti itu saya rasa pasti pernah dialami para pemalu, penakut, penganut sekte penyembah ego dan golongan manusia tau diri. Entah dari ke-empat kasta itu dari kalian pernah berada dimana. Sebagian sebab sulitnya ngomong cinta juga dipengaruhi lingkungan sekitar.
Berada dalam posisi tersebut memang tidak membuat tenang. Malu dan takut kalo ditolak, gengsi kalo ditolak, gengsi ngomong cinta duluan, dan tau diri merasa tidak pantas untuk seseorang.
Sampai pada suatu peristiwa, dimana dua orang anak manusia saling jatuh cinta. Sang adam menemukan hawanya. Seandainya bisa membaca pikiran seseorang, pasti kita tak pernah salah menilai. Karena kebanyakan dari kita cuma menilai berdasarkan apa yang kita inginkan. apalagi kalau sudah berhubungan dengan hati.
Pertama kali mata kita bersapa, dunia memang terasa terhenti. Ada hening sejenak. Jalur penghubung mata kita seolah tercipta bak ikatan transparan di udara yang kuat, saling mengaitkan. Apakah kita sedang merasa hal yang sama? jatuh cinta?
Prasangka mulai muncul. Tebak-tebakan rasa melipat ganda dalam benak. Permainan hati dimulai. Siapa pemainnya? Kamu sendiri, lalu kamu seret dia, orang disekitarmu dan disekitarnya. Bergumul dalam gemuruh lompatan reaksi kimia aneh yang disebut jatuh cinta.
Bagaimana mungkin hanya dengan tatapannya bisa membuat kamu tersenyum, saat dia berbicara membuat mu menulikan bawah sadar. Dan melihat gerak tubuhnya membuat lupa kalau gravitasi itu ada.
Kesimpulan dibuat sepihak, entah siapa yang mengkhayal, entah siapa yang benar benar ingin bersama-sama jatuh dalam kengerian cinta diam-diam.
(mungkin) kita saling menunggu tapi tak pernah bertemu.
(mungkin) kita saling ingin, tapi tak pernah terwujud.
(mungkin) kita saling tau, tapi tak pernah berterus-terang.
Sampai sekarang, dan entah sampai kapan. Waktu jadi taruhannya.
Dalam kejujuran kita meng-amini, “saya jatuh cinta, dan saya yakin, kamu pun demikian”
Bila Tuhan tak jodohkan, semoga sedikit kenangan bisa membuat paham arti sebuah konsekuensi dan pilihan.
bila Tuhan tak ijinkan, pada cinta yang lainku, kamu tak pernah terlupakan.

Wednesday 4 November 2015

Waroeng Kopi Jong Pekalongan, Cafe untuk Pecinta Kopi

Bila anda menanyakan tempat ngopi di Pekalongan yang enak dimana? Mungkin jawabannya bisa beberapa tempat. Tetapi bila anda menanyakan tempat ngopi yang benar-benar untuk pecinta kopi dimana? Maka tanpa ragu akan saya jawab Waroeng Kopi Jong.
Gampang-gampang susah menemukan Waroeng Kopi Jong. Terletak di Jalan Semarang no 5 Pekalongan, bila anda dari luar kota dan ingin mampir, patokannya adalah Mall Borobudur. Tepat di depan mall terdapat gang kecil, saya sendiri lupa nama gangnya, masuklah ke gang tersebut, kurang lebih 5 meter sebelah kanan jalan maka akan terlihat papannya.
Sesuatu yang berbeda ditawarkan oleh Waroeng Kopi Jong ini adalah pengunjung bisa melihat langsung proses pengolahan kopi dari awal sampai akhir. Mulai dari green bean sampai menjadi minuman kopi yang siap saji. Cukup menarik bukan?


#Menyediakan green bean sendiri.
Beberapa café di Pekalongan memilih membeli biji kopi yang sudah diroasting, lalu tinggal di grinding dan diolah, maka berbeda dengan Waroeng Kopi Jong. Green bean di beli dari petani kopi yang ada di Pekalongan langsung. Daerah Petungkriyono yang cukup terkenal penghasil kopi di Pekalongan tentu saja menjadi salah satu penyumbang green bean di café ini, yaitu kopi jenis excelsa. Selain itu, green bean beberapa jenis kopi seperti Arabica dan robusta dari berbagai daerah baik dalam maupun luar negeri  ada disini. Anda pun bisa membeli green bean disini.



Waroeng Kopi Jong menyeleksi green bean dengan ketat. Diantaranya menerapkan defek maksimal untuk Arabica 3% dan kadar air maksimal semua green bean 12%. Edukasi kepada petani kopi lokal juga di lakukan agar kualitas tetap terjaga dengan baik.


 #Meroasting sendiri.
Tak sekedar roasting asal-asalan, mesin roasting bermerk terkenal di boyong ke café. Anda yang belum pernah melihat secara langsung bagaimana cara memasak/ meroasting kopi dengan mesin, sudah pasti menjadi sesuatu yang sangat menarik ketika anda berkunjung ke Waroeng Kopi Jong dan melihat pertunjukan seni mengolah kopi tersebut. Anda juga diperkenankan membawa green bean kopi dari rumah untuk diolah disana, tentu saja ada tarifnya. Besarnya suhu dan lama waktu memasak akan memberikan pengaruh terhadap hasil roastingan kopi.





Tidak ketinggalan satu buah mesin espresso seharga 60jutaan beserta barista terlatih menjadi paket lengkap café ini.





Dari hulu ke hilir, semua proses di control dengan baik. Tentu saja dengan tujuan, satu gelas minuman kopi istimewa terhidang sempurna untuk anda. Pengalaman ngopi di cafe tidak cuma sekedar pesan menu dan duduk manis saja, tetapi cara yang mungkin baru pertama kali ada di Pekalongan, mengenalkan pengunjung lebih dekat dengan kopi, serta edukasi petani lokal supaya lebih peduli dengan hasil panen kopi, sungguh menjadikan Waroeng Kopi Jong beda dari cafe sejenis di Pekalongan.

Semoga ulasan ini bisa bermanfaat, terutama untuk anda pecinta kopi yang menuntut sebuah kesempurnaan dalam menikmati minuman kopi.