Wednesday 21 June 2017

Asus Eebook E202, Traveling Sambil Ngeblog.

http://www.uniekkaswarganti.com/2017/05/ASUS-E202-blog-competition-produktif-dan-kreatif-di-mana-saja-dengan-notebook.html

Saat ditanya orang, selagi masih hidup mau ngapain aja? Banyak lah. Makan, tidur, boker, makan lagi, tidur lagi, boker lagi, kemudian mati karena bosan. Yakale. Jawaban tersebut terlontar 2 tahun lalu dari saya. Tapi semenjak negara api menyerang, halah, pemikiran saya berubah, jawaban saya pun berubah.
Saya tipe orang yang mudah bosan, tidak ada kegiatan sedikit langsung molor. Lah itu mah namanya kebo, pelor. Yaudah akhirnya memilih untuk berkegiatan. FYI, saya sekarang bekerja di dua perusahaan berbeda. Perusahaan pertama bergerak dibidang produksi makanan, diantaranya pemanis, penggurih, bumbu instan, dan minuman instan kopi. Disini saya dibagian Research and Development. Orang yang suka riset, trial, baik new produk maupun yang sudah existing. Kalau Anda datang ke minimarket dan membeli minuman dengan rasa manis artificial, bisa jadi pemanisnya dari perusahaan saya. Perusahaan kedua saya bergerak dibidang media, sebut saja radio. Disini saya bekerja part-time sebagai penyiar, kadang bantu Produksi bikin iklan, kadang bantu Music Director bikin playlist lagu, kadang juga bantu nyikatin WC. Setdah, semacam penyiar serabutan.

Saat menjadi Penyiar Part-Time

Gimana? Banyak kan kegiatan saya? Dari Senin ketemu lagi Senin tidak pernah ada libur. Demi apa kerja kek gitu? Duit? Tentu saja iya, etapi nggak sepenuhnya juga demi duit. Aslinya demi mengusir rasa patah hati karena ditinggal kekasih. Daripada ngelakuin yang No-No (enggak enggak), mending energi dihabiskan untuk bekerja. Hingga suatu ketika takdir mempertemukan saya dengan seorang backapacker. Awalnya seneng liat foto-fotonya di akun sosial pribadinya. Singkat cerita nurani saya tergugah. Seolah mendapat ilham berupa potongan potongan di dalam angan tentang keindahan alam, cuilan surga dari langit yang ada di bumi. Karimunjawa, Bali, Lombok, Phuket, Maldives, Bekasi… Lah, kenapa Bekasi muncul? Bytheway desas desusnya Bekasi itu luar planet kan, jadi ya sebut aja jadi destinasi impian. Kidding.
Dari situ munculah bisikan, ‘selagi masih hidup, berpetualanglah, lalu ceritakan kepada orang yang hobi mager (males gerak) kalau bumi itu indah.’ Jadi kalau ditanya, selagi masih hidup mau ngapain aja? Saya akan jawab dengan jelas dan tegas,
‘SAYA MAU TRAVELING KE BERBAGAI TEMPAT. CUILAN-CUILAN SURGA DI BUMI AKAN SAYA DATANGI, DAN KALIAN BISA MELIHAT KISAH SAYA DI BLOG.’
Busungkan dada. Sungguh cita-cita yang mulia. Semoga bisa membuat orang tua saya bangga.
Dada yang busung seketika kempes lagi. Kalau dihitung-hitung untuk traveling butuh biaya yang tidak sedikit. Seandainya saya seorang Jumper, atau punya Pintu Ajaib Doraemon pasti saya sedang berandai-andai. Sadar kalau kenyataan tak seindah film, jalan satu-satunya agar bisa traveling adalah dengan giat bekerja dan rajin ke bank buat ngecengin mbak-mbak teller, hehe. Nabung maksudnya.
Cita-cita mulia tentu saja harus ditunjang dengan peralatan memadai. Smartphone sudah ada, kamera untuk mengabadikan momen dan tempat juga sudah punya, notebook buat nulis di blog sudah punya juga sih, tapi terlalu berat dan batre boros. Sepertinya memang butuh notebook yang bisa memenuhi standar seorang traveler. Notebook boleh jadi barang tak wajib bawa saat traveling, tapi bagi saya cukup penting. Saya bukan sosok yang bisa mudah mengingat dan menceritakan kembali kejadian yang sudah terlalu lama berlalu. Jadi antisipasi kelupaan dan kemalasan cerita saat traveling adalah dengan mengajak notebook traveling bareng. Traveling sambil ngeblog. Sejauh saya pantau, notebook Asus Eebook E202 merupakan pilihan yang tepat untuk dibawa traveling.


Kenapa harus Asus Eebook E202? Ini alasannya:

1.      Desain kompak
Dengan hanya berdimensi 193 x 297 mm, ternyata tidak lebih besar dari kertas A4. Kalau Asus Eebook E202 dimasukin tas backpack bisa banget. Yang pasti juga tidak menuh-menuhin tempat. Jadi masih banyak ruangan sisa buat baju dan keperluan lain traveling.


2.       Ringan dan tipis
Saya tidak terlalu suka saat traveling dengan bawaan berat. Selain mengganggu gerak, bawaan berat bisa berdampak negatif yaitu cedera otot dan tulang. Penggunaan tas backpack dengan beban berat beresiko terkena cedera punggung. Seorang traveler harus pinter-pinter mengatur barang apa saja yang dibawa. Asus Eebook E202 mempunyai berat 1,21Kg, boleh dikata tidak terlalu berat meski tidak pula terlalu ringan. Pas. Mau gerak kesana kemari tidak akan begitu susah payah meski di dalam tas backpack kita ada notebooknya. Lebih utama lagi, mengurangi resiko cedera otot dan tulang. Selain ringan, Asus Eebook E202 juga tipis.
3.       Daya tahan baterai juara
Saat traveling biasanya tidak terlalu akrab dengan colokan listrik. Sebagian waktu dihabiskan dengan jalan, naik angkutan umum, jalan lagi lalu menemukan tempat tujuan. Asus Eebook E202 mempunyai ketahanan baterai 8 jam. Jadi, bisa dipakai buat nulis untuk blog kapan saja dan dimana saja. Ini semua berkat prosesor Intel hemat daya yang ada pada Asus Eebook E202.


4.       Dukungan USB port yang banyak
Selain HDMI port dan micro sd reader, Asus Eebook E202 memiliki USB 3.1 type C. Tau kan, kalo USB type C ini bisa dicolok dari berbagai arah, selain itu juga kecepatan transfer datanya juag 11x lebih cepat dibanding USB 2.0. Sangat memudahkan dalam mentransfer data dari smartphone maupun kamera. Berguna banget jika memori di smartphone mau habis terpakai buat foto-foto saat traveling, bisa langsung pindah ke Asus Eebook E202. Kalau takut kenapa-kenapa dengan datanya, bisa kok di backup di ASUS Webstorage. Tersedia penyimpanan 16GB gratis selama setahun. Sik asik, bisa backup foto dan video saat traveling.


5.       Wi-Fi ngebut
Asus Eebook E202 dilengkapi dengan teknologi Wi-Fi terbaru 802. 11ac dengan kecepatannya tiga kali lebih ngebut dibanding 802. 11n. Saat traveling dan butuh informasi mengenai suatu tempat, dan kebetulan ada wifi, cepat ketemu nih. Mau upload foto atau video saat traveling juga nggak perlu nunggu lama. Tidak cuma itu, streamingan musik atau video di saat pesawat delay juga lanjay. Gile bos, speed nyampe 433 Mbps.


6.       Tampil kekinian dengan Windows 10
Asus Eebook E202 hadir dengan Windows 10 dan DOS, serta 4 pilihan warna berbeda yaitu, Silk White, Dark Blue, Thunder Blue, dan Red Rouge. Saya paling suka Dark Blue. Ganteng, dan pastinya nggak malu-maluin saat dibawa traveling. Kali aja ada bule yang liatin saya lagi nenteng Asus Eebook E202. Kesannya keren gitu.


7.       Lain-lain
Fitur-fitur yang tak kalah keren pada Asus Eebook E202 antara lain Intuitive touch experience, yaitu touchpad Asus Eebook E202 sangat responsif dan akurasi tinggi. Layaknya menyentuh layar smartphone.


Asus smart gesture.
Vivid colors with Asus Splendid technology.
Noise free karena fanless.
Audio yang keren dengan adanya Sonic Master.

Bagi saya, traveling sudah menjadi kegiatan rutin. Wajib traveling minimal setahun sekali. Dan sekarang saya dalam jadwal keliling Asia. Perjalanan dimulai dari tahun kemarin, saya berkunjung ke Malaysia, Singapore dan Thailand. Tahun ini saya sempat traveling ke Vietnam dan Kamboja. Tahun depan, rencana akan ke Phuket dan Krabi. Serta sedang mencari tiket promo Maldives, Jepang atau Turki. Mohon doanya semoga bisa terlaksana. Mohon pada Tuhan juga supaya dapet Asus Eebook E202, supaya lebih giat lagi nulis di blog. Amin.
Traveling sambil ngeblog? Dengan Asus Eebook E202 pasti bisa.


Berikut beberapa foto-foto saat saya sedang traveling ke berbagai tempat.

Karimunjawa


Goa Pindul dan Pantai Nglambor Jogja


Pulau Panjang, Jepara


Dieng, Jawa Tengah


Malaysia dan Singapore



Thailand, Vietnam, dan Kamboja


Blog Competition ASUS E202 by uniekkaswarganti.com

Wednesday 22 March 2017

Ibu Tri, Guru Kimia Semasa SMA


Stempel negatif tersemat pada Ibu-ibu ketika di jalan. Tidak lain karena tiap mereka sedang berkendara, bikin was-was pengendara lain. Sein lampu ke kiri, malah beloknya ke kanan. Bahkan ada juga yang membuat joke, “Ibu-ibu kalo naik motor mirip kecoak terbang, susah ditebak arahnya”. Tetapi tentu saja dibalik itu, Ibu-ibu adalah sosok manusia terlembut, penyayang dan perhatian. Saya jadi teringat akan sosok Ibu-ibu yang lembut, penyayang dan perhatian. Ibu Guru semasa SMA dulu, namanya Ibu Tri. Beliau mengajar Kimia. Berkat beliau, saya kuliah di salah satu Universitas Negeri mengambil jurusan Kimia.

Selain Fisika dan Matematika, mata pelajaran Kimia biasanya paling dihindari siswa. Tantangan tersendiri bagi pengajar mata pelajaran tersebut agar siswa tertarik. Dan saya melihat Ibu Tri bisa menjawab tantangan itu. Saya masih ingat pesan beliau: ‘Yang kamu tidak sukai, bisa jadi adalah sesuatu yang baik untukmu’. Ini memang seperti mengutip salah satu ayat di kitab suci..hehe.
Beliau mengenalkan saya dengan Kimia secara baik. Meski awalnya kurang suka, tetapi lama-lama jatuh cinta. Keseluruhan, Kimia merupakan ilmu yang paling dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Mengapa demikian, ya karena memang semua yang ada di bumi terdiri dari unsur Kimia. Mulai dari air yang kita minum, rumus kimianya adalah H2O. Udara yang kita hirup terdiri dari banyak unsur atau senyawa, tetapi yang kita butuhkan adalah oksigen, rumusnya O2. Nasi yang kita makan, mengandung banyak C6H12O6 (glukosa). Setiap mengajar, Ibu Tri memang selalu memberikan contoh nyata dan sederhana. Inilah yang saya sukai. Tidak perlu mengawang sampe angkasa, kalau disekitar kita saja ada. Beliau juga membawa alat peraga. Ketika murid bingung bagaimana membayangkan bentuk unsur H, bagaimana bisa berikatan dengan O dan membentuk H2O (air), maka alat peragalah yang memberikan gambaran tersebut.

Hal paling saya sukai adalah ketika praktikum di laboratorium. Entah kenapa saat pakai jas praktikum berwarna putih, saya merasa kalau kegantengan saya naik 80%. Tentu saja ganteng saya baru naik 100% kalau pakai baju koko dan kopiah saat ke masjid. Ehem. Well, di laboratorium, Ibu Tri selalu mengingatkan pentingnya keselamatan diri. Kebanyakan bahan Kimia untuk praktikum bersifat iritan. Jadi segala peralatan yang berhubungan dengan keselamatan harus menjadi fokus utama. Awal sebelum praktikum, Ibu Tri selalu menyuruh berdoa, memberi pengarahan, lalu menjelaskan makna praktikum dan implementasi terhadap kehidupan sehari. Inilah yang menjadikan beliau menjadi guru favorit saya ketika SMA.

  • Berdoa sebelum melakukan sesuatu.
Ilmu tanpa agama adalah buta, agama tanpa ilmu adalah lumpuh. Dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Makanya beliau selalu ingatkan bagaimana agama dan ilmu harus berdampingan. Ilmu untuk berbuat kebaikan tidak hanya kepada manusia, tetapi alam semesta.

  • Memberi pengarahan dan menjelaskan apa saja yang sebaiknya kita lakukan.
Saya rasa ini adalah kewajiban setiap guru. Menjadi induk untuk anak ayam. Menerangkan yang gelap sehingga bisa terlihat. Mengarahkan agar kita senantiasa berbudi meski ilmu sudah tinggi. Mengingatkan jalan yang baik ketika kita tersesat.

  • Mengimplementasikan terhadap kehidupan sehari-hari
Tidak semua guru bisa melakukan hal ini, padahal kehidupan sehari-hari adalah hal paling mudah dan gampang dalam implementasi ilmu yang dipelajari. Pernah suatu kali saya dan teman sekelas diberi tugas membawa senyawa kimia NaCl. Kami semua bingung, dulu belum ada ‘mbah google’, jadi tak tahu harus tanya siapa. Dan Ibu Tri dengan bijak memberi clue, kalau jawaban yang kita cari ada di perpustakaan. Itu artinya, jangan malas ke perpustakaan. Disana bukan saja gudang buku, tetapi gudang ilmu.
Keesokan harinya kami ramai-ramai membawa garam dapur. Yaps, sesuai yang diminta Ibu Tri, senyawa NaCl. Sedikit sekali siswa yang bisa menjelaskan kenapa garam dapur rumus kimianya NaCl, akhirnya Ibu Tri pun menjelaskan secara lengkap. Sekaligus memberi gambaran untuk kami, karena daerah tempat kami tinggal dekat dengan pantai, tetapi tidak ada yang memanfaatkan air laut untuk membuat garam.

Konon kabarnya lebih mudah menjadi guru di zaman sekarang. Teknologi mempermudah semuanya. Butuh materi untuk mata pelajaran? Tinggal cari di internet. Tidak perlu susah susah menerangkan karena video pembelajaran sudah banyak di Youtube. Tidak perlu repot-repot ke perpustakaan dan nenteng buku yang berat, karena sekarang sudah ada ebook dalam bentuk pdf yang lebih praktis, bisa di lihat lewat laptop/smartphone.

Disamping itu semua, tentu saja pengawasan harus lebih ketat. Konten yang ada di internet tidak semuanya untuk siswa pelajar. Banyak orang yang berkepentingan disana. Mulai dari judi, pornografi, berita hoax, dan lainnya. Peranan orang tua juga sangat diperlukan dalam proses pembentukan pribadi seseorang. Pendidikan yang baik dimulai dari keluarga. Era boleh semakin maju, tetapi apa yang Ibu Tri ajarkan masih relevan sampai kini. Semoga beliau tetap menjadi Ibu Guru yang menginspirasi. Aamiin.

                                                           foto diambil dari Facebook Ibu Tri

#AkberPKL68
#Pekan2017

#WritingChallenge