Selain Fisika dan Matematika, mata pelajaran Kimia biasanya
paling dihindari siswa. Tantangan tersendiri bagi pengajar mata
pelajaran tersebut agar siswa tertarik. Dan saya melihat Ibu Tri bisa menjawab
tantangan itu. Saya masih ingat pesan beliau: ‘Yang kamu tidak sukai, bisa jadi
adalah sesuatu yang baik untukmu’. Ini memang seperti mengutip salah satu ayat
di kitab suci..hehe.
Beliau mengenalkan saya dengan Kimia secara baik. Meski
awalnya kurang suka, tetapi lama-lama jatuh cinta. Keseluruhan, Kimia merupakan
ilmu yang paling dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Mengapa demikian, ya karena
memang semua yang ada di bumi terdiri dari unsur Kimia. Mulai dari air yang
kita minum, rumus kimianya adalah H2O. Udara yang kita hirup terdiri dari
banyak unsur atau senyawa, tetapi yang kita butuhkan adalah oksigen, rumusnya
O2. Nasi yang kita makan, mengandung banyak C6H12O6 (glukosa). Setiap mengajar,
Ibu Tri memang selalu memberikan contoh nyata dan sederhana. Inilah yang saya
sukai. Tidak perlu mengawang sampe angkasa, kalau disekitar kita saja ada.
Beliau juga membawa alat peraga. Ketika murid bingung bagaimana membayangkan
bentuk unsur H, bagaimana bisa berikatan dengan O dan membentuk H2O (air), maka
alat peragalah yang memberikan gambaran tersebut.
Hal paling saya sukai adalah ketika praktikum di
laboratorium. Entah kenapa saat pakai jas praktikum berwarna putih, saya merasa
kalau kegantengan saya naik 80%. Tentu saja ganteng saya baru naik 100% kalau
pakai baju koko dan kopiah saat ke masjid. Ehem. Well, di laboratorium, Ibu Tri
selalu mengingatkan pentingnya keselamatan diri. Kebanyakan bahan Kimia untuk
praktikum bersifat iritan. Jadi segala peralatan yang berhubungan dengan
keselamatan harus menjadi fokus utama. Awal sebelum praktikum, Ibu Tri selalu menyuruh
berdoa, memberi pengarahan, lalu menjelaskan makna praktikum dan implementasi
terhadap kehidupan sehari. Inilah yang menjadikan beliau menjadi guru favorit
saya ketika SMA.
- Berdoa sebelum melakukan sesuatu.
Ilmu tanpa agama adalah buta, agama tanpa
ilmu adalah lumpuh. Dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Makanya beliau selalu
ingatkan bagaimana agama dan ilmu harus berdampingan. Ilmu untuk berbuat
kebaikan tidak hanya kepada manusia, tetapi alam semesta.
- Memberi pengarahan dan menjelaskan apa saja yang sebaiknya kita lakukan.
Saya rasa ini adalah kewajiban setiap guru.
Menjadi induk untuk anak ayam. Menerangkan yang gelap sehingga bisa terlihat.
Mengarahkan agar kita senantiasa berbudi meski ilmu sudah tinggi. Mengingatkan
jalan yang baik ketika kita tersesat.
- Mengimplementasikan terhadap kehidupan sehari-hari
Tidak semua guru bisa melakukan hal ini,
padahal kehidupan sehari-hari adalah hal paling mudah dan gampang dalam
implementasi ilmu yang dipelajari. Pernah suatu kali saya dan teman sekelas
diberi tugas membawa senyawa kimia NaCl. Kami semua bingung, dulu belum ada ‘mbah
google’, jadi tak tahu harus tanya siapa. Dan Ibu Tri dengan bijak memberi
clue, kalau jawaban yang kita cari ada di perpustakaan. Itu artinya, jangan
malas ke perpustakaan. Disana bukan saja gudang buku, tetapi gudang ilmu.
Keesokan harinya kami ramai-ramai membawa
garam dapur. Yaps, sesuai yang diminta Ibu Tri, senyawa NaCl. Sedikit sekali
siswa yang bisa menjelaskan kenapa garam dapur rumus kimianya NaCl, akhirnya
Ibu Tri pun menjelaskan secara lengkap. Sekaligus memberi gambaran untuk kami, karena
daerah tempat kami tinggal dekat dengan pantai, tetapi tidak ada yang
memanfaatkan air laut untuk membuat garam.
Konon
kabarnya lebih mudah menjadi guru di zaman sekarang. Teknologi mempermudah
semuanya. Butuh materi untuk mata pelajaran? Tinggal cari di internet. Tidak
perlu susah susah menerangkan karena video pembelajaran sudah banyak di
Youtube. Tidak perlu repot-repot ke perpustakaan dan nenteng buku yang berat,
karena sekarang sudah ada ebook dalam bentuk pdf yang lebih praktis, bisa di
lihat lewat laptop/smartphone.
Disamping
itu semua, tentu saja pengawasan harus lebih ketat. Konten yang ada di internet
tidak semuanya untuk siswa pelajar. Banyak orang yang berkepentingan disana.
Mulai dari judi, pornografi, berita hoax, dan lainnya. Peranan orang tua juga
sangat diperlukan dalam proses pembentukan pribadi seseorang. Pendidikan yang
baik dimulai dari keluarga. Era boleh semakin maju, tetapi apa yang Ibu Tri
ajarkan masih relevan sampai kini. Semoga beliau tetap menjadi Ibu Guru yang menginspirasi. Aamiin.
#AkberPKL68
#Pekan2017
#WritingChallenge
Keren kak tulisannya. Inspiratif sekali ya Ibu Tri ini :)
ReplyDeleteyoi. guru paporit.
Delete